Sabtu, 15 Oktober 2011

Antara Leader dan Manager


Banyak yang tidak bisa membedakan tugas pemimpin (leader) dan manajer. Bagi mahasiswa yang belum memiliki pengalaman organisasi, hal ini wajar. Antara leader dan manager memang memiliki lingkup pekerjaan yang sama, yaitu mengatur organisasi. Namun bila dalam praktik keduanya tidak bisa dibedakan, akibatnya akan fatal.
Dalam organisasi kemahasiswaan, hal ini seringkali terjadi. Organisasi kemahasiswaan seringkali tidak berkembang karena ketuanya hanya berperan sebagai manajer bukan pemimpin. Sang ketua hanya memastikan kegiatan tradisi yang sudah berlangsung tahun-tahun sebelumnya, berjalan kembali tahun ini. Akibatnya, tidak ada perubahan yang berarti pada organisasi tersebut.
Manajemen adalah satu set proses yang akan menjaga sistem agar tetap berjalan dengan baik, sedangkan kepemimpinan adalah satu set proses yang akan membuat organisasi beradaptasi terhadap perubahan. Karena itu, seorang manajer akan menghasilkan efisiensi yang tinggi pada organisasi, sedangkan seorang pemimpin akan membawa perubahan pada organisasi.
Kisah Sukses McDonald’s
Dahulu, McDonald’s adalah sebuah restoran drive-in yang didirikan oleh dua orang kakak beradik bernama Dick dan Maurice. Bisnis mereka sudah cukup sukses pada waktu itu. Penjualan tahunannya mencapai $200.000 dan kedua kakak beradik ini membagi keuntungan $50.000 setiap tahunnya – jumlah sebanyak itu sudah bisa membuat mereka menjadi kaum elit.
Tahun 1948, kakak beradik Dick dan Maurice merasakan bahwa zaman sudah mulai berubah, dan untuk itu pula mereka harus memodifikasi usaha restorannya. Mereka mulai hanya melayani pelanggan yang datang memesan langsung, bukannya pesanan drive-thru, dan segalanya mereka efisienkan. Mereka mengurangi jumlah menu restorannya dan fokus pada hamburger. Mereka meniadakan peralatan makan yang biasa, dan menggantinya dengan peralatan makan berbahan kertas. Biaya produksi dan harga makanan sajian mereka pun menjadi berkurang. Kedua kakak beradik ini bahkan menciptakan apa yang mereka sebut dengan Speedy Service System (Sistem Layanan Cepat). Sasaran mereka adalah memenuhi pesanan pelanggan dalam waktu tiga puluh detik atau kurang. Mereka berhasil! Pada pertengahan tahun 1950-an, omzet tahunan McDonald’s mencapai $350.000 dan ketika itu, Dick serta Maurice berbagi keuntungan kira-kira $100.000 setiap tahunnya.
Kesuksesan ini membuat mereka terpikir, bagaimana seandainya konsep McDonald’s dipasarkan sebagai sebuah waralaba? Gagasan waralaba restoran bukanlah barang baru ketika itu, malah sudah dikenal selama beberapa dekade. Bagi kakak beradik McDonald, ide waralaba ini kelihatannya sungguh menarik. Maka merekapun memulainya pada tahun 1952, dan mereka gagal.
Tahun 1954, kedua kakak beradik ini berjumpa dengan Ray Kroc. Kroc sudah mempunyai perusahaan sendiri, yang menjual mesin pembuat minuman milk-shake. Ia mendengar tentang kisah sukses restoran McDonald’s. Restoran kakak beradik Dick dan Maurice adalah salah satu pelanggan Kroc yang terbaik. Begitu ia mengunjungi restoran McDonald’s, ia mendapatkan visi tentang potensi restoran ini di masa mandatang. Dalam benaknya, ia bisa melihat restoran tersebut ada di berbagai negara, di seluruh penjuru dunia. Maka Kroc pun segera membuat kesepakatan dengan Dick dan Maurice, dan pada tahun 1955, ia membentuk McDonald’s System, Inc. (belakangan diubah namanya menjadi McDonald’s Corporation).
Kroc segera membeli hak waralaba agar ia dapat menjadikannya sebuah model serta prototipe untuk menjual waralaba ini lagi. Ia membentuk sebuah tim dan membangun sebuah organisasi untuk menjadikan McDonald’s sebuah perusahaan berskala nasional. Ia merekrut dan mempekerjakan orang-orang yang paling cerdas yang dapat ia temukan, dan seiring perkembangan timnya, dalam jumlah maupun kapasitas kemampuannya, anggota tim yang baru direkrut dilatih dengan ketrampilan memimpin.
Pada mulanya, Kroc banyak berkorban. Walaupun usianya sudah pertengahan lima puluhan, ia bekerja lembur persis seperti ketika ia baru mulai berbisnis, tiga puluh tahun silam. Selama delapan tahun pertamanya bersama McDonald’s, Kroc tidak menerima upah. Bukan hanya itu, secara pribadi ia bahkan meminjam uang dari bank dengan jaminan asuransi jiwanya untuk menutup upah beberapa staf penting dalam timnya.
Namun pengorbanannya serta kepemimpinannya akhirnya membuahkan hasil. Pada 1961, Kroc membeli hak eksklusif terhadap McDonald’s dengan harga $2,7 juta, dan ia terus berusaha mengubahnya menjadi perusahaan berskala global. Antara tahun 1955 dan 1959, Kroc berhasil membuka 100 restoran. Empat tahun setelahnya, sudah berdiri 500 restoran McDonald’s. Hari ini, McDonald’s telah membuka lebih dari 21,000 outlet di tidak kurang dari 100 negara.
Apakah yang bisa kita pelajari dari cerita di atas? Kita tahu bahwa McDonald bersaudara berhasil membuat restorannya menjadi sangat efisien, dan meningkatkan penjualan serta labanya, tetapi mereka gagal membuat restoran tersebut berkembang. Adapun Ray Kroc, meskipun ia tidak terlibat dalam bisnis McDonald’s dari awal, dengan tangan dinginnya ia berhasil memimpin perusahaannya menjual waralaba McDonald’s ke berbagai pelosok sehingga menjadi restoran siap saji terbesar yang kita kenal sekarang.
Kita bisa mengatakan bahwa Dick dan Maurice bersaudara telah berhasil sebagai manajer McDonald’s dengan sistem yang mereka buat sedemikian efisien, tetapi Kroc-lah yang membesarkan McDonald’s dengan kepemimpinannya. Kroc mampu memilih orang-orang yang tepat untuk bergabung di dalam timnya. Kroc juga berkorban kepada bawahannya demi cita-citanya membesarkan McDonald’s.

Membedakan Leader dan Manajer!

LEADER: Menentukan arah (visi)
Menentukan visi bagi organisasi dan strategi untuk meraih visi tersebut di masa depan

MANAGER: Menyusun rencana dan anggaran
Menetapkan langkah detail dan rencana kerja, serta menempatkan sumber daya untuk meraih visi yang telah ditetapkan

LEADER: Menyelaraskan
Menyampaikan arahan dengan perkataan dan teladan agar anggota tim mengerti dan menerima visi dan strategi yang telah ditetapkan

MANAGER: Mengorganisasikan dan membagi tugas
Menetapkan struktur organisasi dan orang-orang yang mengisi berbagai posisi dalam struktur tersebut.
Membagikan tugas dan tanggung jawab. Menetapkan peraturan dan prosedur sebagai petunjuk kerja. Menciptakan sistem untuk memonitor pekerjaan.

LEADER: Memberikan motivasi dan inspirasi
Memberikan semangat kepada bawahannya agar bisa menyelesaikan masalah khususnya yang paling dasar yaitu kebutuhan manusia

MANAGER: Mengendalikan dan menyelesaikan masalah
Memonitor hasil, mengidentifikasi penyimpangan dan menyelesaikan masalah yang terjadi


Kepemimpinan Kolektif
Baik pemimpin maupun manajer memiliki peran masing-masing. Dalam organisasi kemahasiswaan, biasanya yang berperan sebagai pemimpin adalah ketua organisasi sedangkan manajer adalah ketua bidang atau divisi di bawahnya. Ketua panitia kegiatan pun biasanya hanya berperan sebagai manajer. Mereka harus bisa memastikan tugas yang diberikan oleh sang pemimpin bisa terlaksana.
Kondisi kemahasiswaan saat ini, dengan perkuliahan yang cukup padat dan batas waktu kuliah yang singkat, memungkinkan adanya kepemimpinan kolektif. Kepemimpinan kolektif? Maksudnya setiap orang di dalam organisasi mengambil peran sebagai pemimpin dalam porsinya masing-masing sesuai posisinya. Ketua organisasi akan menetapkan visi bersama di awal, lalu masing-masing ketua bidang atau divisi berinisiatif untuk menjadi pemimpin bagi divisi atau bidangnya masing-masing. Dengan pembagian kerja yang terkoordinasi dengan baik, akan terjadi kesinergisan dalam organisasi tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengenai Saya

Foto saya
Aku adalah aku, yang berdiri di padang gersang penuh ilalang.. tempat angin membawakan suara merdu gadis jelita dan suara seruling pemuda sederhana... Junior jelek..!!!!