Minggu, 07 Agustus 2011

Renungan Kematian

Adakah orang yang mendebat kematian dan sakaratul maut?
Adakah orang yang mendebat kubur dan azabnya?
Adakah orang yang mampu menunda kematiannya dari waktu yang telah ditentukan?
Mengapa manusia takabur padahal kelak akan dimakan ulat?
Mengapa manusia melampaui batas padahal di dalam tanah kelak akan terbujur?
Mengapa berandai-andai, padahal kita mengetahui kematian akan datang secara tiba-tiba?

“Sesungguhnya kematian adalah haq, pasti terjadi, tidak dapat disangkal lagi. Allah Subhanahu wata’ala berfirman, artinya, “Dan datanglah sakaratul maut yang sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari dari padanya.” (QS: Qaaf: 19)

Adalah salah bila seseorang yang mengira bahwa kematian itu hanya ke-fana-an semata dan ketidak-adaan secara total yang tidak ada kehidupan, perhitungan, hari dikumpulkan, kebangkitan, surga atau neraka padanya!! Sebab andaikata demikian, tentulah tidak ada hikmah dari penciptaan dan wujud kita. Tentulah manusia semua sama saja setelah kematian dan dapat beristirahat lega; mukmin dan kafir sama, pembunuh dan terbunuh sama, si penzhalim dan yang terzhalimi sama, pelaku keta’atan dan maksiat sama, penzina dan si rajin shalat sama, pelaku perbuatan keji dan ahli takwa sama.

Pandangan tersebut hanyalah bersumber dari pemahaman kaum atheis yang mereka itu lebih buruk dari binatang sekali pun. Yang mengatakan seperti ini hanyalah orang yang telah tidak punya rasa malu dan menggelari dirinya sebagai orang yang bodoh dan ‘gila.’ (Baca: QS: At-Taghabun:7, QS: Yaasiin: 78-79)

Kematian adalah terputusnya hubungan ruh dengan badan, kemudian ruh berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain, dan seluruh lembaran amal ditutup, pintu taubat dan pemberian tempo pun terputus.

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, yang artinya: “Sesungguhnya Alloh menerima taubat seorang hamba selama belum sekarat (syakaratul maut).”
(HR: At-Turmu-dzi dan Ibn Majah, dishahihkan Al-Hakim dan Ibn Hibban)

Kematian Merupakan Musibah Paling Besar!!
Kematian merupakan musibah paling besar, karena itu Alloh Subhanahu Wa Ta’ala menamakannya dengan ‘musibah maut’ (QS: Al-Maidah:106).
Bila seorang hamba ahli keta’atan didatangi maut, ia menyesal mengapa tidak menambah amalan shalihnya, sedangkan bila seorang hamba ahli maksiat didatangi maut, ia menyesali atas perbuatan melampaui batas yang dilakukannya dan berkeinginan dapat dikembalikan ke dunia lagi, sehingga dapat bertaubat kepada Alloh Subhanahu Wa Ta’ala dan memulai amal shalih. Namun! Itu semua adalah mustahil dan tidak akan terjadi!! (Baca: QS: Fushshilat: 24, QS: Al-Mu’minun: 99-100)

Ingatlah Penghancur Segala Kenikmatan!!
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menganjurkan agar banyak mengingat kematian. Beliau bersabda, yang artinya: “Perbanyaklah mengingat penghancur kenikmatan (maut)” (HR: At-Tirmidzi, hasan menurutnya).
Imam Al-Qurthubi rahimahulloh berkata, “Para ulama kita mengatakan, ucapan beliau, “Perbanyaklah mengingat penghancur kenikmatan”, merupakan ucapan ringkas tapi padat, menghimpun makna peringatan dan amat mendalam penyampaian wejangannya. Sebab, orang yang benar-benar mengingat kematian, pasti akan mengurangi kenikmatan yang dirasakannya saat itu, mencegahnya untuk bercita-cita mendapatkannya di masa yang akan datang serta membuatnya menghindar dari mengangankannya, sekalipun hal itu masih memungkinkannya.

Namun jiwa yang beku dan hati yang lalai selalu memerlukan wejangan yang lebih lama dari para penyuluh dan untaian kata-kata yang meluluhkan sebab bila tidak, sebenarnya ucapan beliau tersebut dan firman Alloh Subhanahu Wa Ta’ala dalam surat Ali ‘Imran ayat 185, (artinya, “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati”) sudah cukup bagi pendengar dan pemerhati-nya.!!”

Siapa Orang Yang Paling Cerdik?
Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma pernah berkata, “Aku pernah menghadap Rasululloh shallallahu ‘alaihi wasallam sebagai orang ke sepuluh yang datang, lalu salah seorang dari kaum Anshor berdiri seraya berkata, “Wahai Nabi Alloh, siapakah manusia yang paling cerdik dan paling tegas?” Beliau menjawab, “(adalah) Mereka yang paling banyak mengingat kematian dan paling siap menghadapinya. Mereka itulah manusia-manusia cerdas; mereka pergi (mati) dengan harga diri dunia dan kemuliaan akhirat.” (HR: Ath-Thabrani, dishahihkan al-Mundziri)

Faedah Mengingat Kematian
Di antara faedah mengingat kematian adalah:


1. Mendorong diri untuk bersiap-siap menghadapi kematian sebelum datangnya.

2. Memperpendek angan-angan untuk berlama-lama tinggal di dunia yang fana
ini, karena panjang angan-angan merupakan sebab paling besar lahirnya
kelalaian.

3. Menjauhkan diri dari cinta dunia dan rela dengan yang sedikit.

4. Menyugesti keinginan pada akhirat dan mengajak untuk berbuat ta’at.

5. Meringankan seorang hamba dalam menghadapi cobaan dunia.

6. Mencegah kerakusan dan ketamak-an terhadap kenikmatan duniawi.

7. Mendorong untuk bertaubat dan mengevaluasi kesalahan masa lalu.

8. Melunakkan hati, membuat mata menangis, memotivasi keinginan mempelajari
agama dan mengusir keinginan hawa nafsu.

9. Mengajak bersikap rendah hati (tawadhu’), tidak sombong, dan berlaku
zhalim.

10. Mendorong sikap toleransi, me-ma’afkan teman dan menerima alasan orang
lain.

KEMATIAN ITU...........

1. Bukan Pilihan
Ya, memang kematian bukan pilihan! Dan begitu pula pada hal lainnya. Kenapa mesti memilih jika bisa menjadi pilihan. Saat memutuskan menjadi pemilih, sadar atau tidak, saat itulah keberpihakan menjadi kekuatan. Padahal yang dipilihpun tidak pernah berangkat dari nilai-nilai ketidaksempurnaan. SiEmpunya kematian bahkan tidak pilih kasih. Pada siapa saja, kapanpun, dimana berada dan bagaimana cara.
Saat pembawa kematian menghampiri, dua hal takkan terjadi. Penundaan dan pertolongan. Pilihlah sebagai pilihan, tanpa berharap dua hal diatas tadi. Pilihan yang siap dipilih oleh siEmpunya kematian!

2. Kapan
Kapan sebenarnya waktu yang tepat untuk berpikir tentang kematian? Tentang satu titik dimana kita semua pada akhirnya akan sampai disana juga nantinya. Dimana semua atribut harus rela ditinggalkan tanpa pilih kasih. Bahkan keindahan anugerah kehidupan yang Tuhan berikan pada kita. Siapkah kita?
Bahkan kebanyakan, pada kematian seseorang selain diri sendiri bisa menjadi sebuah kegelisahan hati yang berkepanjangan. Begitu banyak dan beragam cara manusia menghadapi hal ini, namun bukan hanya mengetahui apa yang sudah orang lain lakukan. Ada baiknya mengetahui berapa jauh pemahaman kita tentang salah satu proses akhir kehidupan ini dan berapa banyakkah pengetahuan yang kita miliki agar pada setiap langkah yang kita jalani menuju titik tersebut dapat dijalani dengan penerimaan yang penuh dengan kerelaan hati dan lapang dada.

3. Misteri
Keindahan misteri adalah, ketika rasa ingin tahu terdorong, ekspresi sangkaan beraneka ragam. Membentuk kreatifitas, akhirnya lahirlah bermacam teori. Semua dalam dua area; positif dan negatif.
Dua golongan akan bergelut, penyusun teori dan pemakai teori. Yang satu akan terus memperbarui, yang lainnya menggunakannya. Kemudian?
Akan tetap jadi misteri.

4. Siapa dan Apa
Hari Jumat didalam bulan puasa beberapa tahun lalu. Siang hari dan saat itu kendaraan yang saya kendarai dalam kecepatan tinggi. Kebetulan suasana lalulintas saat itupun tidak padat [...mungkin karena bertepatan dengan waktu ibadah Jumat...]. Tiba-tiba pandangan saya dikejutkan oleh satu arak-arakan panjang pengantar jenazah. Berapa panjangnya?, mungkin tak bisa diceritakan, begitu panjangnya hingga semua kendaraan yang melintas berhenti untuk waktu yang cukup lama. Kurang lebih setengah jam.
Karena kendaraan saya berada pada barisan terdepan maka semua kejadian saat itu benar-benar tidak terlewatkan dari pandangan. Mulai dari barisan paling depan dengan keranda yang diusung banyak orang, hingga ujung akhir dari seluruh arak-arakan tersebut.
Begitu arak-arakan itu selesai melintas, sayapun meneruskan perjalanan dengan tujuan pulang kerumah yang memang sudah tidak begitu jauh lagi jaraknya dari pemakaman yang saya yakin dituju oleh arak-arakan tadi.
Selama perjalanan menuju kerumah, begitu banyak pertanyaan yang timbul dipikiran. Awalnya adalah : siapakah yang meninggal? Alasannya; ada beberapa tanda kemuliaan dan kebesaran Tuhan yang saya jumpai disana.
Hari Jumat, bulan puasa dan diantar menuju peristirahatan terakhir dengan berjalan kaki. Mungkin masih ada lainnya, namun saya tidak lagi memperhatikan selain itu. Kejadian itu membawa saya pada suasana hening hingga malam. Tuhan sudah memberikan pelajaran yang berharga hari itu.
Pertanyaan berikutnya; amal apakah yang sudah dikerjakan oleh orang tersebut semasa hidupnya? Karena begitu indah kejadian akhir hidupnya.
Meneteslah airmata saya satu persatu saat kesadaran mulai merebak didalam pikiran mengenai diri sendiri. Segera kusujudkan hati dan pikiranku padaNya. Memohon ampun dan pengampunannya.
(DIAMBIL DARI CERITA SESEORANG)

5. Takdir
Seorang sahabat mengatakan bahwa kematian adalah takdir, ketentuan Yang Maha Kuasa. Namun ’sebab’ kematian bukanlah ketentuanNya bukanlah takdir. Tapi suatu ‘makna’ yang sebaiknya kita cermati sebagai ajaran dari Yang Maha Kuasa. Allaahu Akbar, dengan kekuasanNya yang meliputi alam raya ini, itulah [mungkin] caraNya mengajari umatNya tentang hidup dan mati. Subhanallaah. Alhamdulillaah. Laa ilaha ilallaah. Allaahu Akbar.


ini lage bro, moga bermanfaat dan bisa membuat kita semua sadar kalo idup di dunia itu ga abadi n kematian pasti akan datang menjemput cepat atau lambat, so sebelum semuanya kasip kita perbaiki semua kesalahan yang ada.

terima kasih telah berkunjung, mohon ceklisnya di bawah....
heheheheeeeee.........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengenai Saya

Foto saya
Aku adalah aku, yang berdiri di padang gersang penuh ilalang.. tempat angin membawakan suara merdu gadis jelita dan suara seruling pemuda sederhana... Junior jelek..!!!!